Rabu, 29 Agustus 2007

Seminar Internasional

Seminar Internasional 20th PSBJ UNPAD

Kegiatan seminar dilaksanakan oleh PSBJ UNPAD bekerjasama
dengan The Japan Foundation ini diselenggarakan pada hari Rabu, 5
September 2007, mulai Pkl. 08.00 s/d 17.30 wib. di Aula PSBJ Unpad
kampus Jatinangor, Sumedang.

Pada kesempatan seminar ini, tampil sebagai pembicara adalah
beberapa dosen dari Indonesia, tenaga ahli bahasa Jepang JF, dan
narasumber dari Jepang, yaitu Prof. Fujiwara Masanori, Prof. Dr.
Sakamoto Tadashi.

Untuk informasi lebih rinci, silakan menghubungi PSBJ - UNPAD Tel.
(022) 7796388, atau e-mail : asuryadimulya@ yahoo.co. jp

Sabtu, 25 Agustus 2007

ANGGOTA ASPBJI SUMBAR

NO

NAMA LENGKAP

NAMA/ALAMAT LEMBAGA

1

Adrianis, S.S.

Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Telp. 0751-71127.

2

Agus Jaya Putra

Yuko Tessa Japanese Language Course, Jl. Veteran Padang.

3

Anwar Nasihin, Drs.,M.Hum.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

4

Arlina Nazar, S.S.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

5

Arza Aibonotika, S.S.,M.Si.

Program Studi Pendidkan Bahasa dan Sastra Jepang FKIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Simpang Baru Pekan Baru. Telp 0761-163267.

6

Darmi Enzimar Putri, S.S

Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Telp. 0751-71127.

7

Desriani, S.S, M.Hum.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

8

Dewi Kania Izmayanti, Dra., M.Hum.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

9

Eduardus Agusli, S.S

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

10

Eli Nursya, A.Md.

SMU 1 Batang Anai. Jl. Padang-Bukittinggi Lubuk Alung. Telp. 0751-96033

11

Fathur Rahman

Yuko Tessa Japanese Language Course, Jl. Veteran Padang

12

Fenny Ermita, Dra.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

13

Fetri Anisah A.Md.

SMU 1 Pulau Punjung. Jl. Lintas Sumatra Km. 1 Pulau Punjung. Kabupaten Damasraya

14

Fitria Kurniawan

Yuko Tessa Japanene Course, Jl. Veteran Padang

15

Fitriyansyah, S.Pd.

SMA Negeri 1 Padang Panjang Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 9 Padang Panjang Telp. 0752-83208

16

Hana Nimashita, S.S.

Program Studi Pendidkan Bahasa dan Sastra Jepang FKIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Simpang Baru Pekan Baru. Telp 0761-163267 Fax. 0761-65804

17

Hendrizal, S.S.

Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni (FBSS). Universitas Negeri Padang. Jl. Prof. Hamka Air Tawar 0751-53363.

18

Hesty Tarmizi

SMA Negeri 8 Padang

19

Idrus, S.S.

Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Telp. 0751-71127.

20

Ilvan Roza, S.S.

Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni (FBSS). Universitas Negeri Padang. Jl. Prof. Hamka Air Tawar 0751-53363.

21

Irma, Dra.,M.Hum.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

22

Ken Zuraida, S.S.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

23

Lady Diana Yusril, S.S.

Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Telp. 0751-71127.

24

Meilu Elita, A.Md.

Guru SMAN 1 Kec. Suliki Payakumbuh

25

Melya Kiki Wirianingsih, A.Md.

SMA 1 Batang Anai, Kab. Pariaman. Jl. Dwi Warna No. 59 Pasar Usang Telp. 07510-471111.

26

Merri Silvia Basri, S.S.

Program Studi Pendidkan Bahasa dan Sastra Jepang FKIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Simpang Baru Pekan Baru. Telp 0761-163267 Fax. 0761-65804.

27

Mimi Elvita, A.Md.

SMU Bunda. Jl. Bunda Raya. Ulak-Karang Padang 25133.

28

Monalisa, S.Pd

Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni (FBSS). Universitas Negeri Padang. Jl. Prof. Hamka Air Tawar 0751-53363.

29

Nana Rahayu, B.C.I.

Program Studi Pendidkan Bahasa dan Sastra Jepang FKIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Simpang Baru Pekan Baru. Telp 0761-163267 Fax. 0761-65804.

30

Nina Salmita, S.Pd.

Widyaiswara LPMP Sunatera Barat. Kompleks P.Tinggi Air Tawar Padang. Telp. 0751-7053302.

31

Novra Dewiza, A.Md

Universitas Bung Hatta

32

Nur Sumie Ali, S.Pd.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

33

Nurhanifah, S.S.

SMU 1 batang Anai Padang, Sumatera Barat

34

Oslan Amril, S.S, M.Si.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660. Fax. 0751-7055475.

35

Radhia Elita, S.S.

Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Telp. 0751-71127.

36

Ratif Fiani

Yuko Tessa Mirai Japanene Language Course, Jl. Veteran Padang

37

Rima Devi, S.S.

Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Telp. 0751-71127.

38

Riri, S.S.

Prodi Bahasa Jepang. ABA H. Agus Salim Bukittinggi

39

Rominaldi

Yuko Tessa Mirai Japanese Language Course. Jl. Veteran Padang

40

Romza Armayeni, A.Md.

Guru SMK

41

Selvia Azhar

Yuko Tessa Mirai Japanese Language Course. Jl. Veteran Padang

42

Shinta, A.Md.

Yuko Tessa Mirai Japanese Language Course, Jl. Veteran Padang

43

Syahrial, S.S.,M.Hum

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660. Fax. 0751-7055475.

44

Syofyan, S.Pd.

SMA Negeri 2 Bukittinggi

45

Tienn Immerry, S.S, M.Hum

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

46

Utari Novella, S.S.

Jur. Sastra Asia Timur Fak. Imu Budaya Univ. Bung Hatta Padang. Jl. Sumatera-Ulak Karang Padang 25133. Telp. 0751-444660.

47

Wira Hidayati, A.Md.

SMA Negeri 1 Bukittinggi

48

Yanti Natalia, S.Hum.

SMK 1 Solok. Jl. KH. Dewantara. Kodya Solok. Tlp/Fax. 0755-20035.

49

Yasmina, A.Md.

SMA Negeri 7 Padang

50

Yenni Susanti

Kursus Bahasa Jepang "Proklamator" Jl. Bundo Kandun, Padang

Minggu, 12 Agustus 2007

Kata Serapan dalam Bahasa Jepang

Oleh: Anwar Nasihin
Universitas Bung Hatta Padang

Abstrak:
Kata serapan yang dibuat dalam bahasa Jepang sering mengalami beberapa perubahan makna. Perubahan ini wujudnya sangant bervariasi Oleh karena itu, perlu rasanya kita menyelidiki asalnya dari kata apa kata serapan dalam bahasa Jepang itu terjadi.

When borrowing takes place, some change in semantic contents of the original words seems to be inevitable. It also seems that the different origins of loan words contribute to a certain orientation that the word carry (Natsuko Tsujimura, 1996: 157).

Berkaiatan dengan kata serapan (gairaigo) kita bisa menelaah melalui kajian fonologi, morfologi, morfo-fonologi, dan semantik. Pada kesempatan ini penulis mencoba melihat dari segi pergeseran makna (semantik). Ada tiga jenis pergeseran makna, yaitu: pergeseran makna yang menyempit penulis menemukan beberapa kata asing yang sama maknanya dengan bahasa serapan tetapi pemakaiannya berbeda. Lalu, ditemukan juga dua kata serapan yang diambil dari satu kata asing yang maknanya berbeda. Untuk meneliti pergeseran makna yang terjadi pada kata serapan penulis menggunakan teori Abdul Chaer.
Kata Kunci: wago ‘kata asli’, gairaigo ‘kata serapan’, ‘menyempit, ‘meluas, ‘pergeseran total’

1. Pendahuluan
Berdasarkan asal-usulnya kosakata bahasa Jepang dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu wago, kango, dan gairaigo.

1. Wago
Wago adalah kata-kata atau bahasa Jepang asli yang sudah ada sebelum kango dan gaikokugo masuk ke Jepang. Semua joshi ‘partikel’ dan jodoushi ‘adverbia’ dan sebagian besar keiyoushi ‘ajektiva’, konjungsi dan interjeksi adalah wago (Tanimitsu, 1995:61). Saito Michiaki (dalam Kitahara, 1995:70) mangatakan bahwa wago mengacu pada bahasa Jepang asli yaitu bahasa yang dibuat di Jepang yang biasa disebut Yamato kotoba.
Menurut Ishida (1995:112-113), wago memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Banyak kata yang terdiri dari satu atau dua mora
2. Adanya perubahan bunyi pada kata yang digabungkan, seperti
- Ame[雨]’hujan’ → amagasa[雨傘]artinya ‘payung hujan’
- Sake(酒) ‘minuman keras’→ sakamori(酒盛り)artinya ‘minuman yang memabukkan’
3. Tidak ada kata yang memiliki silabel dakuon dan ragyouon pada awal kata
4. Banyak kata yang secara simbolik mengambil tiruan bunyi terutama gitaigo ‘mimesis
5. Kelas kata verba sebagian besar wago
6. Banyak kata-kata yang memiliki cara baca yang sama tetapi mempunyai bentuk kanji yang berbeda seperti
kata miru(みる) → 見る,診る、観る、看る

2. Kango
Dalam penulisannya kango ditulis dengan huruf kanji (yang dibaca dengan cara on-yomi) atau dengan huruf hiragana. Tanimitsu (1995:62-63) menyebutkan bahwa pada mulanya kango berasal dari China, kemudian bangsa Jepang menggunakannya sebagai bahasanya sendiri, namun tidak jelas pada zaman apa ini terjadi.
Apabila melihat asal-usulnya kango tidak berbeda dengan gairaigo ‘kata serapan’ karena sama-sama berasal dari bahasa asing. Tetapi kango memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan gairaigo, karena itu kango memiliki kosakata tersendiri. Ishida Toshiko (1995:113) menyebutkan karakteristik kango sebagai berikut :
1. Kango adalah kata-kata yang dibaca dengan cara onyomi yang terdiri dari satu atau lebih huruf kanji
2. Terdapat bermacam-macam cara baca on-yomi
3. Pada awal kata banyak yang memakai silabel dakuon (tanda teng-teng)
4. Banyak bunyi yoo`on dan choo`on

3. Gairaigo
Gairaigo adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing (non-Kango) yang kemudian dijadikan bahasa Jepang melalui penyesuaian berdasarkam aturan-aturan yang ada dalam bahasa Jepang.
Gairaigo banyak dipungut dari bahasa asing dengan kriteria yang mencakup empat hal yaitu :
1. Ketiadaan kata dari bahasa tertentu untuk mendeskripsikan sesuatu yang disebabkan oleh budaya
2. Nuansa makna yang terkandung pada uatu kata asing yang tidak dapat diwakili oleh padanan kata yang ada pada bahasa tertentu
3. Kata asing yang dijadikan gairaigo dianggap efektif dan efisien
4. Kata asing menurut rasa bahasa dipandang mempunyai nilai rasa yang baik dan harmonis.

2. Pergeseran Makna
Ketika satu kata asing diserap ke dalam bahasa Jepang, maka makna aslinya sering mengalami perubahan. Perubahan makna tersebut, bisa menjadi lebih meluas atau menyempit.
Abdul Chaer (2003:313-314) menguraikan pergeseran makna terbagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Pergeseran makna yang meluas, artinya kalau mulanya sebuah kata bermakna A maka kemudian menjadi bermakna B. Ini bisa dilihat dari contoh:

“Murid-murid itu memakai baju seragam”.

Kata 'baju' ini mengalami perluasan makna yaitu pada mulanya hanya bermakna pakaian sebelah atas dari pinggang sampai ke bahu. Tetapi sekarang makna baju ini juga menyangkut celana, sepatu, dasi dan topi.
2. Pergeseran makna yang menyempit, artinya yang mulanya sebuah kata yang memiliki makna yang umum, tetapi sekarang maknanya menjadi khusus atau sangat khusus, misalnya yang awalnya bermakna A1, A2, A3, maka sekarang hanya bermakna A3 saja. Hal ini bisa dilihat dari contoh kata “sarjana”. Kata sarjana pada mulanya bermakna “orang cerdik pandai”, tetapi kini hanya bermakna “lulusan perguruan tinggi” saja.
3. Pergeseran makna secara total, artinya makna yang dimiliki sudah jauh berbeda dengan makna aslinya. Misalnya kata ceramah dulu bermakna cerewet, banyak cakap, sekarang bermakna uraian mengenai suatu hal di depan orang banyak.

Dalam bahasa Jepang juga terjadi penyempitan dan perluasan makna. Penyempitan makna ini bisa dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh Mc. Cawlay (1993) yaitu kata serapan raisu (beras) tidak berarti beras secara umum, tetapi khususnya merujuk kapada nasi yang dihidangkan pada sebuah piring atau mangkuk gaya barat yang disantap dengan sebuah garpu atau sendok bukan dengan sumpit.

3. Pergeseran Makna dalam Gairaigo

3.1. Pergeseran makna yang menyempit
Banyak kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Jepang yang mengalami penyempitan makna yang pembagiannya lebih jelas dan lebih terarah.

[1] pi:ku(ピーク)
Pi:ku(ピーク)diambil dari dari kata peak bahasa Inggris yang artinya 'puncak'. Puncak di sini maksudnya adalah puncak gunung, puncak karir, puncak kesibukan. Sedangkan ketika diserap menjadi pi:ku(ピーク)maknannya menjadi puncak dari sesuatu yang dilakukan di mana pada suatu saat akan mengalami penurunan atau penyusutan, bisa dilihat dari contoh yaitu misalnya suatu universitas yang mengalami puncak terbanyak mahasiswa pada tahun sekian dan setelah tahun tersebut jumlah mahasiswa makin lama makin menurun. Puncak di sinilah yang disebut dengan pi:ku(ピーク)
Kata serapan yang bermakna sama dengan bahasa Jepang asli tetapi pemakaiannya berbeda, contoh :

[2] hoteru (ホテル) dengan ryokan (旅館)
Hotel (ホテル) dan ryokan(りょかん)jika dilihat secara sekilas memiliki arti yang sama yaitu sama-sama memiliki arti hotel. Namun dalam pemakaiannya hotel (ホテル) lebih mengarah kepada sebuah bangunan hotel yang didisain dengan gaya barat dan modern yang berada di pusat-pusat kota besar di Jepang. Dimana di dalam kamar hotel tersebut terdapat tempat tidur, sofa gaya barat. Kebanyakan hotel di Jepang harganya lebih murah dan pengunjungnya lebih banyak pelancong atau orang asing yang datang ke Jepang. Sedangkan ryokan (旅館) lebih merujuk kepada hotel yang bergaya bangunan Jepang. Di dalam kamar ryokan(旅館)terdapat futon yang terdiri dari dari kasur, sprei, selimut dan bantal yang diletakkan di atas tatami yang bisa menciptakan kamar tidur tradisional Jepang.
Jadi dapat dikatakan hotel dan ryoukan walaupun memiliki arti yang sama yaitu hotel, tetapi tempat dan keberadaannya serta bentuk bangunan dan keadaan kamarnya juga sangat berbeda. Hotel(ホテル)dan ryokan(旅館) memiliki fungsi yang sama yaitu merupakan tempat penginapan.

[3] toire (トイレ)dan tearai(手洗い)
Toire (トイレ)dan tearai(手洗い) memiliki arti yang sama yaitu 'kamar mandi' atau 'toilet'. Namun dalam penggunaanya toire(トイレ) lebih merujuk kepada kamar mandi yang mewah yang di dalamnya terdapat 'wastafel' yang bantuknya mewah. Toire(トイレ) biasanya terdapat di hotel-hotel mewah dan retoran-restoran yang mewah. Sedangkan tearai(手洗い) adalah kamar kecil yang banyak ditemukan di tempat-tempat umum atau bisa juga disebut dengan WC umum.
Jadi dapat dikatakan toire(トイレ) dan tearai(手洗い) memiliki kesamaan yaitu kamar kecil hanya saja tempat dan keadaan di dalam kamar kecil tersebut yang membedakannya.

[4] doraibu(ドライブ)dan unten (運転)
Doraibu(ドライブ)dan unten (運転) diambil dari bahasa Inggris yang sama yaitu diambil dari kata drive yang artinya 'mengendarai'. Pemakaian doraibu(ドライブ)hanya digunaan untuk melakukan perjalanan keliling yang tujuannya hanya untuk kesenangan saja. Sedangkan unten (運転) lebih mengarah kepada seseorang yang bisa mengendarai mobil dan juga bisa mengoperasikannya jika kendaraan tersebut mengalami kerusakan. Unten (運転) lebih digunakan untuk tujuan melakukan perjalanan jauh yang memerlukan seorang yang ahli untuk mengendarai mobil.

[5] gesuto(ゲスト)dan kyaku (客)
Gesuto(ゲスト)dan kyaku (客) memiliki arti yang sama yaitu 'tamu'. Gesuto(ゲスト) diambil dari bahasa Inggris guest yang artimya 'tamu'. Setelah diserap gesuto(ゲスト)digunakan untuk tamu-tamu yang tampil di Televisi atau radio. Sedangkan kyaku (客) hanya digunakan untuk tamu yang datang ke rumah atau datang ke toko, jika datang ke toko maka disebut dengan pelanggan

[6] sekyurithi (セキュリティ)dan anzen(安全)
Sekyurithi(セキュリティ)berasal dari bahasa Inggris security yang artinya 'keamanan'. Keamanan disini maksudnya adalah penjaga kamanan pada suatu area atau tempat yang memiliki satu kelompok dengan sistim-sistim tertentu yang wajib dipatuhi oleh petugas keamanan atau sekyurithi (セキュリティ)tersebut. Sedangkan anzen(安全) artinya juga sama yaitu keamanan, tetapi keamanan yang dimaksud adalah keamanan bagi diri sendiri dari suatu bahaya.
Dua kata serapan yang bunyinya sama tetapi maknanya berbeda berasal dari satu kata pinjaman yang sama, hal ini terdapat dalam contoh sebagai berikut :

[7] gurasu (グラス) dan garasu(ガラス)
Gurasu (グラス) dan garasu (ガラス)diambil dari kata glass. Gurasu diambil dari bahasa Inggris glass sedangkan garasu diambil dari bahasa Belanda glass. Tetapi setelah dijadikan ke dalam Bahasa Jepang gurasu(グラス)dan garasu(ガラス)memiliki makna yang berbeda. Gurasu (グラス)adalah gelas yang dipakai untuk minum wiski / arak / minuman keras. Gelas ini berupa gelas kecil yang hanya khusus untuk meminum minuman keras dan bukan digunakan untuk meminum minuman biasa atau air putih. Sedangkan garasu(ガラス) berupa kaca yang dipakai untuk jendela, kaca yang dipakai untuk botol, untuk mobil.
Jadi dapat dikatakan walaupun perbedaannya hanya terdapat pada konsonan gu dan ga saja hal ini bisa menimbulkan perbedaan makna yang sangat jelas sekali.

[8] sutoraiki(ストライキ) dan sutoraiku(ストライク)
Sutoraiki(ストライキ) dan sutoraiku(ストライク) diambil dari bahasa Inggris strike yang artinya memukul. Namun setelah diserap antara sutoraiki(ストライキ)dan sutoraiku(ストライク) memiliki makna yang berbeda yaitu sutoraiki(ストライキ) mempunyai arti pemogokan yang dilakukan oleh buruh pabrik sedangkan sutoraiku(ストライク) mempunyai arti hasil lemparan bola yang bagus dalam sebuah pertandingan kasti atau bowling.
Jadi dapat dikatakan antara fonem ki dan fonem ku memiiki fungsi yang bisa membedakan makna walaupun diambil dari kata yang sama.

[9] koppu(コップ) dan kappu(カップ)
Koppu(コップ) dan kappu(カップ) yang diambil dari bahasa Inggris yang sama yaitu cup yang artinya dalam bahasa Inggris adalah 'cangkir' namun setelah diserap ke dalam bahasa Jepang cup ini memiliki dua fungsi yaitu kappu(カップ)digunakan untuk mengucapkan kata-kata 'piala' atau 'tropi' sedangkan koppu(コップ)digunakan untuk cangkir yang digunakan untuk minum.

[10] hamba:ga(ハンバーガ) dan hamba:gu(ハンバーグ)
Kedua kata-kata di atas diambil dari kata hamburger yang berasal dari bahasa Inggris. Tetapi hamba:ga(ハンバーガ)dan hamba:gu(ハンバーグ)memiliki arti yang berbeda yaitu hamba:ga(ハンバーガ)adalah hamburger yang memakai roti di dalamnya terdapat daging dan salada sedangkan hamba:gu(ハンバーグ)adalah hamburger yang dibuat dari daging yang dibulatkan

3.2. Pergeseran makna yang meluas
Banyak juga kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Jepang yang mengalami perluasan makna, seperti berikut:

[11] gesuto(ゲスト)
Gesuto(ゲスト)diambil dari bahasa Inggris guest yang artinya 'tamu'. Gesuto(ゲスト)setelah diserap pemakainnya lebih luas dan kebanyakan gesuto(ゲスト)digunakan untuk tamu-tamu yang tampil di TV atau radio.

[12] anaunsu(アナウンス)
Anaunsu(アナウンス) diserap dari bahasa Inggris announce yang artinya 'pengumuman'. Tetapi ketika diserap menjadi anaunsu(アナウンス) maknanya berubah menjadi pengumuman melalui pengeras suara atau mike yang dilakukan secara langsung dan bukan secara tertulis yang biasanya ditempelkan di dinding.

[13] kanningu(カンニング)
Kanningu(カンニング) diserap dari bahasa Inggris cunning yang artinya 'licik'. Ketika diserap makna kanningu(カンニング) mengalami perluasan makna dari licik menjadi mencontek. Mencontek di sini maksudnya adalah berbuat curang atau melakukan perbuatan yang tidak jujur ketika menghadapi ujian.

3.3. Pergeseran makna total

[14] nau-i(ナウーイ)
Now ketika diserap ke dalam bahasa Jepang menjadi nau-i(ナウーイ). Dalam bahasa Inggris now mempunyai arti 'sekarang' tetapi setelah diserap now ini memliki makna yang berbeda dari makna aslinya yaitu nau-i(ナウーイ) yang memiliki arti 'modern'. Jika dilihat dari artinya sekarang dan modern memiliki perbedaan makna yang sangat jelas sekali yaitu now yang artinya sekarang atau saat ini dan nau-i(ナウーイ) artinya modern atau zaman modern.

[15] ku:ra:(クーラ)
Ku:ra:(クーラ)diambil dari kata cooler yang artinya 'pendingin' yang selalu dibawa-bawa ketika melakukan perjalanan atau piknik, di dalam cooler tersebut diletakkan minuman supaya ketika diminum tetap dingin. Tetapi ketika diserap menjadi ku:ra:(クーラ)maknanya berubah menjadi alat pendingin saja. Alat pendingin disini bisa berupa AC, kulkas dan tidak bisa dibawa kemana-mana.

[16] suma:to (スマート)
Suma:to (スマート)diambil dari kata smart yang artinya 'cerdas', 'bijak' dan 'pintar' dan bisa juga disebut sebagai anak yang 'tampan', baik prilakunya. Tetapi ketika diserap menjadi suma:to (スマート)maknanya berubah menjadi langsing, bahwa orang yang disebut sebagai suma:to (スマート)adalah orang yang memiliki bentuk tubuh yang bagus.

[17] puropo:zu (プロポーズ)
Puropo:zu(プロポーズ)diambil dari kata propose bahasa Inggris yang memiliki arti 'mengusulkan' atau 'menawarkan'. Setelah diserap maknanya berubah secara keeluruhan yaitu puropo:zu(プロポーズ) mamiliki arti 'melamar'. Melamar di sini maksudnya adalah melamar kepada seseorang baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

4. Penutup
Banyaknya kata serapan dalam bahasa Jepang secara umum dipengaruhi akibat adanya asimilasi dan pergeseran budaya asing dengan budaya Jepang yang juga mengakibatkan perubahan dan perkembangan dalam bahasanya. Hal inilah yang terjadi dalam bahasa Jepang dewasa ini. Tetapi tidak semua kata serapan tersebut merupakan padanan dari bahasa asalnya, ada juga kata serapan yang diciptakan oleh orang Jepang sendiri tanpa mengacu maknanya kepada bahasa aslinya dalam bahasa asing tersebut.

5. Daftar Pustaka

Akemi, Tanahashi. 2004. Katakana Go Toreeningu. Dalam Nihonggo Journal. Edisi Desember. Hlm. 17-31 Japan.
Asneli, Meri. 2004. Kata Serapan (Kata Pungut) dalam Bahasa Jepang. Makalah. Padang: Universitas Bung Hatta.
Bachtiar, Gusniarti. 2003. Kata Serapan (Gairaigo). Makalah. Padang Universitas Bung Hatta.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Eizaburou, Saitou. 1997. Katakana Go Jiten. Japan.
Gleason, H.A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Hakutaro, Joo. 1988. Onseigaku. Tokyo: Bandai Nyuujikku Entateimento.
Hiroko, Kakkenbusshu dan Oo Soumieko. Gairaigo No Keiseidou no Kyouiku. Japan: Kokuritsu Kokugo Kenchuujou.
Kitahara, Yasuo. 1995. Gaisetsu Nihongo. Tokyo: Asakura Shoten.
Matsumoto, Anne. 1996. Asas-Asas Katakana. Jakarta: Kesaint Blanc.
Natsuko Tsujimura. 1996. An Introduction to Japanese Linguistic. Cambridge. Blackwell. .
Nipponia. 2004. Edisi ke-30. Japan.
Pateda, Mansoer. 1998. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa.
Sachiko, Okamoto. 1998. Katakana Go no Kihon Wa Masutaashou. Dalam Nihongo Journal. Edisi Maret . Hlm. 17-22 Japan.
Tadahiko, Tanimitsu. 1995. Nihongogaku. Tokyo: Sakai Shoten.
Yasushi, Mizutani, etc. 1989. Nihongo Onseigaku. Tokyo: Kurashu Shuppan.
Yoshio, Saito. 1997. Nihongo Onseigaku Nyuumon. Tokyo: Sanseido.
Yusra. 2006. Kata serapan Dalam Bahasa Jepang, Kajian Morfofonemik. Padang: Universitas Bung Hatta.

Sumber: Jurnal Bahasa Jepang, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Edisi Februari-2007.